Hakikat Media Pembelajaran
Untuk mewujudkan kemampuan guru menerapkan azas kekongkritan dibutuhkan
adanya media pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan media pembelajaran,
pelajaran akan lebih bermakna karena dapat menumbuhkan rasa senang, daya tarik,
dan motivasi belajar peserta didik.
Media pembelajaran pada hakikatnya
merupakan saluran atau jembatan dari pesan-pesan pembelajaran yang
disampaikan oleh sumber pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa) dengan
maksud agar pesan-pesan tersebut dapat diserap dengan cepat dan tepat sesuai
dengan tujuannya.
Dalam proses pembelajaran tidak semua pengalaman langsung bisa kita
hadirkan pada siswa dalam kelas, untuk maksud itulah kehadiran media akan
sangat membantu kita agar dapat membantu siswa agar memberikan berbagai
pengalaman, sekalipun dalam bentuk pengalaman tidak langsung. Mengapa perlu
media dalam pembelajaran? Pertanyaan yang sering muncul mempertanyakan
pentingnya media dalam sebuah pembelajaran. Kita harus mengetahui dahulu konsep
abstrak dan konkrit dalam pembelajaran, karena proses belajar mengajar pada
hakekatnya adalah proses komunikasi, penyampaian pesan dari pengantar ke
penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang dituangkan kedalam simbol-simbol
komunikasi baik verbal (kata-kata dan tulisan) maupun non-verbal, proses ini
dinamakan encoding. Sedangkan penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh
siswa dinamakan decoding.
Ada kalanya penafsiran berhasil, adakalanya juga tidak. Kegagalan / ketidakberhasilan dalam memahami sesuatu itu terjadi manakala informasi yang kita terima kurang jelas didengar, dibaca, dilihat atau diamati. Kegagalan/ketidakberhasilan atau penghambat dalam proses komunikasi dikenal dengan istilah barriers atau noise. Semakin banyak verbalisme, maka semakin abstrak pemahaman yang diterima. Disini jelas terlihat, peran dan Fungsi utama media pembelajaran yaitu sebagai sarana bantu untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif. Fungsi lain yaitu untuk mempercepat proses belajar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mengurangi verbalisme (salah penafsiran).
Harus kita akui bahwa media memberikan kontribusi positif dalam suatu
proses pembelajaran. Pembelajaran yang menggunakan media yang tepat, akan
memberikan hasil yang optimal bagi pemahaman siswa terhadap materi yang sedang
dipelajarinya. Menurut Kemp & Dayton (1985 : 43), kontribusi media dalam
pembelajaran adalah :
·
Penyampaian
pembelajaran dapat lebih terstandar
·
Pembelajaran
dapat lebih menarik
·
Waktu
penyampaian pembelajaran dapat diperpendek
·
Kualitas
pembelajaran dapat ditingkatkan
·
Proses
pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan
·
Sikap
positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkatkan
·
Peran
guru berubah kearah yang positif
·
Membuat
konkrit konsep-konsep yang absrak.
·
Menghadirkan
objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan
belajar.
·
Menampilkan
objek yang terlalu besar atau kecil, dan
·
Memperlihatkan
gerakan-gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Pemahamam tentang konsep media pembelajaran tidak terbatas hanya kepada
peralatan (hardware), tetapi yang lebih utama yaitu pesan atau informasi
(software) yang disajikan melalui peralatan tersebut. Dengan demikian konsep
media pembelajaran itu mengandung pengertian adanya peralatan dan pesan yang
disampaikannya dalam satu kesatuan yang utuh.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar