Bimbingan Karir
Menurut Winkel (2005:114) bimbingan
karir adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam
memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri
supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai
tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat
dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang
harus dilihat sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan
dalam setiap pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan
dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan
masa depan dengan bentuk kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan
mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat
sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan
tunutan pekerjaan / karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu perangkat,
lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang
dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan
diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan, dan
waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan mengambil keputusan
sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola perkembangan
karirnya (Marsudi, 2003:113).
Menurut Hatari (1983, dalam Sukardi 1992), bimbingan
vakasional/ jabatan adalah pelayanan yang berpusat pada pemberian informasi
kepada konseli. Hal yag diutamakan dalam pelayanan ini adalah penyeberluasan
informasi jabatan dan pasar kerja. Istilah bimbingan karir mengandung konsep
yang lebih luas. Bila bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang sangat
menentukan pekerjaan tertentu, bimbingan karir menitikberatkan kepada
perencanaan kehidpan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan diri dan lingkungannya
agar individu memperoleh peranan ositif yang layak dilaksanakan dalam
masyarakat.
Bimbingan karir juga merupakan suatu proses membentuk
seseorang untuk mengeti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan
gambaran tentang dunia kerja itu untuk akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan,
memasukinya da membina karir dalam bidang tersebut (Natawidjaja, 1991)
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bidang bimbingan
dalam Bimbingan dan Konseling. Para siswa memperoleh informasi mengenai karir dari
Guru Pembimbing melalui layanan Bimbingan Karir. Secara umum tujuan bimbingan
karir di sekolah adalah untuk membantu siswa memiliki keterampilan dalam
mengambil keputusan mengenai karir dimasa depan (Kasim, 2001).
Definisi dari The National Guidance Association, diadopsi
dari Super (1951), adalah “proses membantu seseorang mengembangkan menerima
gambaran diri yang terintegrasi dan adekuat dan peranannya dalam dunia kerja,
mengetes konsepnya dalam realitas, dengan kepuasan bagi dirinya dan keuntungan
bagi masyarakat” (Sears, 1982).
Bimbingan karir adalah bantuan layanan yang diberikan kepada
individu-individu untuk memilih, menyiapkan, menyesuaikan dan menetapkan
dirinya dalam pekerjaan yang sesuai serta memperoleh kebahagiaan daripadanya (Dewa Ketut Sukardi 1987:22).
Menurut
Mohamad Surya, bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbinganyang
berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir, untuk memperoleh penyesuaian
diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan
lingkungan hidupnya, memperoleh
keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
Menurut Gibson & Mitchell, Bimbingan Karir sebagai
proses perkembangan yang berkelanjutan yang membantu individu-individu dalam
rangka persiapan karir hidupnya melalui intervensi kurikulum secara aktif yang
memungkinkan mereka bisa membuat perencnaan karir, pembuatan keputusaan,
menguasai perkembangan keterampilan, informasi karir dan pemahaman diri.
Menurut
Munandir, Bimbingan Karir adalah kegieatan dan layanan bantuan kepadaa para
peserta didik dengan tujuan agar mereka memeperoleh pemahaman dunia kerja dan
akhirnya mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir
PERBEDAAN KARIR, PEKERJAAN,
DAN PROFESI/JABATAN
KARIER
Karir merupakan suatu kondisi yang
menunjukkan adanya peningkatan status kepegawaian seseorang dalam suatu
organisasi sesuai dengan jalur karir yang telah ditetapkan organisasi.
karir adalah semua pekerjaan atau
jabatan yang dipegang selama masa kerja seseorang. Karir menunjukkan
perkembangan para karyawan secara individual dalam suatu jenjang atau
kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerjanya dalam suatu
organisasi.
Karier merupakan suatu arah umum
yang dipilih oleh seseorang untuk mengejar keseluruhan kehidupan kerjanya
(Mondy dan Noe, 1996).
karir mempunyai 3 (tiga) pengertian karir yang
berbeda, yaitu:
1. Karir
sebagai suatu rangkaian promosi jabatan atau mutasi ke jabatan yang lebih
tinggi dalam jenjang hirarki yang dialami oleh seorang tenaga kerja selama masa
kerjanya.
2. Karir
sebagai suatu penunjuk pekerjaan yang memiliki gambaran atau pola
pengembanganyangjelasdansistematis.
3. Karir
sebagai suatu sejarah kedudukan seseorang, suatu rangkaianØ pekerjaan atau posisi yang pernah
dipegang seseoranga selama masa kerjanya.
Oleh karena itu, pengertian yang
terakhir ini sangat luas dan umum, karena setiap orang pasti mempunyai sejarah
pekerjaan yang berarti setiap orang pasti mempunyai karir.
PEKERJAAN
Pekerjaan adalah barang apa yang
dilakukan (diperbuat, dikerjakan, dsb), pencaharian, yang dijadikan pokok
penghidupan, sesuatu yang dilakukan untuk mendapat nafkah.
PROFESI
Profesi, adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan
suatu keahlian.
1. Mengandalkan
suatu keterampilan/keahlian khusus
2. Dilaksanakan
sebagai suatu pekerjaan/kegiatan utama
3. Dilaksanakan
dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
JABATAN
Kedudukan yang
menetapkan tugas, wewenang,hak dan tanggung jawab yang melekat pada seorang
pekerja dalam suatu satuan organisasi
SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING
KARIR
Konsep bimbingan jabatan lahir
bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh,
yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900),
diantaranya :
1. keadaan
ekonomi;
2. keadaan
sosial, seperti urbanisasi;
3. kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk
membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam
rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan
4. perkembangan ilmu (scientific), khususnya
dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh
Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet
dan yang lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan
bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara
(Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987).
Isitilah vocational guidance
pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil
membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu anak muda dalam
memperoleh pekerjaan.
Pada awalnya penggunaan istilah vocational
guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan
mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan
kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
Namun sejak tahun 1951, para ahli
mengadakan perubahan pendekatan dari model okupasional (occupational) ke
model karier (career). Kedua model ini memliki perbedaan yang cukup
mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih jabatan. Pada model
okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan
persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karier, tidak hanya sekedar
memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula
menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan tujuan-tujuan yang lebih jauh
sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri, rencana-rencana pribadi dan
semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
Bimbingan karier tidak hanya sekedar
memberikan respon kepada masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu
memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
pekerjaan. Penggunaan istilah karier didalamnya terkandung makna pekerjaan dan
jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang.
Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah bimbingan karier mengandung konsep
yang lebih luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan
pekerjaan tertentu sedangkan bimbingan karier menitikberatkan pada perencanaan
kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan
lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh
dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat.
Perubahan istilah dari bimbingan
jabatan (vocational guidance) ke bimbingan karier mengandung konsekuensi
terhadap peran dan tugas konselor dalam memberikan layanan bimbingan terhadap
para siswanya. Peran dan tugas konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa
dalam menentukan pilihan-pilihan kariernya, tetapi dituntut pula untuk
membimbing siswa agar dapat memahami diri dan lingkungannya dalam rangka perencanaan
karier dan penetapan karier pada kehidupan masa mendatang. Dalam
perkembangannya, sejalan dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi
dewasa ini, bimbingan karier merupakan salah satu bidang bimbingan yang telah
berhasil mempelopori pemanfaatan teknologi informasi, dalam bentuk cyber
counseling.
Sementara itu, dalam perspektif
pendidikan nasional, pentingnya bimbingan karier sudah mulai dirasakan
bersamaan dengan lahirnya gerakan bimbingan dan konseling di Indonesia pada
pertengahan tahun 1950-an, berawal dari kebutuhan penjurusan siswa di SMA pada
waktu itu. Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya
Kurikulum 1984, bimbingan karier cukup terasa mendominasi dalam layanan
bimbingan dan penyuluhan dan pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama
bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling dalam Kurikulum 1994,
bimbingan karier ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.
Sampai dengan sekarang ini bimbingan
karier tetap masih merupakan salah satu bidang bimbingan. Dalam konsteks
Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan diintegrasikannya Pendidikan Kecakapan
Hidup (Life Skill Education) dalam kurikulum sekolah, maka peranan
bimbingan karier sungguh menjadi amat penting, khususnya dalam upaya membantu
siswa dalam memperoleh kecakapan vokasional (vocational skill), yang
merupakan salah jenis kecakapan dalam Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill
Education).
Terkait dengan penjabaran kompetensi
dan materi layanan bimbingan dan konseling di SMTA, bidang bimbingan karier
diarahkan untuk :
1. Pemantapan
pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
2. Pemantapan
orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak dikembangkan
pada khususnya.
3. Orientasi
dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
4. Pengenalan
berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMTA.
5. Orientasi
dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi,
khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
Khusus untuk Sekolah Menengah
Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja
(instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah
menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004).
Tidak ada komentar :
Posting Komentar