Pengertian Tentang Ilmu Pengetahuan Alam
- Pengetahuan
Pengetahuan adalah apa saja yang diketahui manusia,
tanpa menghiraukan apakah benar atau salah tanpa menghiraukan dari
mana datangnya pengetahuan itu. Sumber utama dari pengetahuan adalah
melalui panca-inderanya.
Sumber pengetahuan lain yang tidak kalah pentingnya
adalah pikiran manusia. Dengan berpikir manusia dapat memperoleh
pengetahuan yang tak terbatas jumlahnya, terlepas dari benar atau
salahnya hasil pemikiran itu.
Hasil olah pikir manusia itu ada berbagai bentuk. Ada
yang disebut mitos, yaitu gabungan antara pemikiran, pengalaman, dan
kepercayaan. Ada yang disebut filsafat, yaitu hasil pemikiran yang
mendalam tentang sesuatu hal dengan mengandalkan pikiran semata. Ada
yang disebut ilmu, yaitu hasil pemikiran yang diuji kebenarannya
dengan kenyataan.
Selain panca-indera dan pikiran masih banyak
sumber-sumber pengetahuan yang lain. Yang penting adalah wahyu.
Dengan wahyu, para nabi menyusun kitab-kitabnya yang kemudian
disebarluaskan kepada masyarakat. Selain wahyu ada juga yang disebut
intuisi yang merupakan gabungan antara pikiran dan perasaan.
- Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang telah diuji
kebenarannya melalui metode ilmiah. Ada perbedaan yang nyata antara
pengetahuan dan ilmu pengetahuan yaitu di mana pengetahuan adalah
semua yang kita ketahui tanpa menghiraukan yang benar dan yang salah,
adapun ilmu pengetahuan membatasi pada yang benar saja. Jadi ilmu
pengetahuan merupakan bagian dari pengetahuan, yaitu yang benar saja.
Ditinjau secara deduktif benar maksudnya masuk akal,
sedangkan ditinjau secara induktif benar artinya sesuai dengan
kenyataan. Kesesuaian dengan kenyataan ini biasa disebut objektif
artinya sesuai dengan objeknya atau dalam teori kebenaran disebut
juga sebagai kebenaran korespondensi karena berhubungan langsung
dengan objeknya. Di samping kebenaran ilmu masih ada kebenaran lain
misalnya kebenaran filosofis yang ukuran atau kriteria kebenarannya
didasarkan atas logika atau rasio. Jadi sesuatu itu dianggap benar
kalau memang ‘masuk akal’ atau dapat diterima oleh akal sehat
kita bahwa hal itu memang benar.
Kriteria kebenaran yang digunakan adalah berfungsi atau
tidaknya suatu pernyataan itu untuk kehidupan manusia. Pragmatisme
adalah suatu pola pikir yang berlandaskan pada suatu konsep bahwa
kebenaran suatu pernyataan adalah dinilai dari konsekuensinya secara
praktis atau dengan kata lain suatu pernyataan dianggap benar kalau
ia berfungsi atau ada efeknya secara praktis.
Ilmu pengetahuan itu dapat ditinjau dari segi proses
atau dari segi keluaran. Dari segi proses maksudnya dari segi cara
mendapatkan ilmu pengetahuan itu sedangkan dari segi keluaran
maksudnya hasil dari proses itu atau kumpulan dari ilmu pengetahuan.
Dari segi keluaran kita dapat membedakan antara pengetahuan dan ilmu
pengetahuan karena ilmu pengetahuan mempunyai ciri-ciri yang khas,
yaitu:
- Objektif
Pengetahuan itu sesuai dengan objeknya, maksudnya adalah
bahwa ada kesesuaian atau dibuktikan dengan hasil penginderaan atau
empirik.
- Metodik
Pengetahuan itu diperoleh dengan menggunakan cara-cara
tertentu yang teratur dan terkontrol.
- Sistematik
Pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem,
tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan kesatuan yang utuh.
- Universal atau berlaku umum
Pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau dapat diamati
oleh seseorang atau oleh beberapa orang saja, tetapi semua orang
dengan cara eksperimen yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau
konsisten.
Salah satu syarat ilmu pengetahuan adalah bahwa materi
pengetahuan itu harus diperoleh melalui metode ilmiah. Dengan metode
ilmiah tentu saja diharapkan akan dihasilkan pengetahuan yang ilmiah,
yaitu yang bercirikan objektivitas, konsistensi, sistematik, dan
universal.
Langkah-langkah tersebut singkatnya terdiri dari empat
langkah, yaitu:
- Perumusan masalah, yang dimaksud dengan masalah di sini adalah merupakan pertanyaan apa, mengapa, ataupun bagaimana tentang objek yang diteliti.
- Penyusunan hipotesis, adalah suatu pernyataan yang menunjukkan kemungkinan-kemungkinan jawaban untuk memecahkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung oleh pengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang harus diuji kebenarannya dalam suatu observasi atau eksperimentasi.
- Pengujian hipotesis, yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapat memperlihatkan apakah fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan langsung atau tidak langsung.
- Penarikan kesimpulan, didasarkan atas penilaian melalui analisis dari fakta-fakta (data) untuk melihat apakah hipotesis yang diajukan itu diterima atau tidak. Hipotesis dapat diterima bila fakta-fakta yang terkumpul mendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta-fakta tidak mendukung maka hipotesis ditolak. Bila hipotesis diterima maka kesimpulan yang diperoleh merupakan ilmu pengetahuan yang baru.
- Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang
objeknya adalah alam dengan segala isinya. Ilmu Pengetahuan Alam
sering juga disebut science
atau sains dalam bahasa Indonesia. Sains juga dapat diartikan sebagai
suatu kumpulan pengetahuan yang sistematik dari gejala-gejala alam.
Pada hakikatnya ilmu pengetahuan dapat digolongkan
menjadi dua golongan besar, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam yang bidang
sasarannya adalah alam semesta dan Ilmu Pengetahuan Sosial yang
bidang sasarannya adalah tingkah laku manusia. Ilmu Pengetahuan Alam
pun berkembang menjadi dua cabang ilmu yang besar yaitu bidang ilmu
Alam yang bidang sasarannya adalah benda-benda tak hidup dan bidang
Biologi atau ilmu Hayat yang bidang sasarannya adalah makhluk hidup.
……
o0o ……
Pengertian Tentang Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam
- Arti Kata Filsafat
Kata ‘Filsafat’ berasal dari kata Yunani
‘Philosophia’.
‘Philos’ artinya
‘suka kepada’ dan ‘sophia’
artinya ‘kebijaksanaan’. Jadi philosophia
secara harfiah artinya ‘suka kepada kebijaksanaan’. Kata
‘Filsafat’ atau Philosophia
pada mulanya berarti pengetahuan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam semesta.
Penemuan-penemuan baru atas dasar pengamatan mengubah
pola berpikir manusia yang cenderung lebih percaya atas kebenaran
induktif (atas dasar pengamatan) dari pada kebenaran filosof yang
didasarkan atas pola berpikir deduktif. Maka philosophia
terpecah menjadi dua aliran:
- Aliran yang mendambakan kebenaran atas dasar induktif, yang kemudian menjadi aliran Epistemologi yang melahirkan metode ilmiah, dan
- Aliran yang mendambakan kebenaran yang lebih hakiki sifatnya, yang tak terjangkau oleh pengalaman manusia. Aliran ini kemudian disebut Metafisika (di luar jangkauan fisika).
- Filsafat Sebagai Bagian dari Pengetahuan
Segala sesuatu yang kita ketahui baik melalui pengamatan
panca-indera, pemikiran, atau dari manapun asal usulnya, semua itu
merupakan pengetahuan. Jadi filsafat pun merupakan pengetahuan.
Pengetahuan manusia itu dapat digolongkan menjadi dua bagian menurut
sumbernya, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui usaha atau
pengalamannya sendiri dan pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan
(wahyu Illahi).
Pengetahuan yang berasal dari usaha sendiri dapat dibagi
menjadi tiga golongan, yaitu:
- Pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah diuji kebenarannya melalui metode ilmiah.
- Pengetahuan filsafat, yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui pikiran, tak terbatas pada pengamatan panca-indera.
- Pengetahuan yang tak termasuk golongan satu dan dua.
- Asal-Usul Filsafat
Sedikitnya ada tiga hal yang mendorong atau memberi
motivasi kepada manusia untuk berfilsafat, yaitu keheranan, rasa
ingin tahu yang sedalam-dalamnya, dan kekaguman. Dari rasa heran
orang akan terdorong untuk mencari jawab atas pertanyaan mengapa
demikian. Adalah suatu naluri manusia untuk mempunyai rasa ingin
tahu.
Sebagian dari rasa ingin itu dapat dijawab melalui
pengamatan panca-inderanya. Namun sebagian besar yang lain tidak
terjawab. Untuk menjawab pertanyaan itu semua manusia harus berpikir
sedalam-dalamnya melampaui batas panca-inderanya. Pendorong munculnya
filsafat yang ketiga adalah kagum. Orang yang merasa kagum selalu
merasa dirinya kecil, lemah, sedangkan yang dikaguminya adalah besar
dan bagus. Hal-hal semacam itulah yang mendorong orang berpikir
tentang betapa besar dan hebatnya yang dikagumi itu. Kemudian mereka
juga berpikir tentang dirinya yang merupakan bagian yang sangat kecil
dan mungkin tidak berarti terhadap apa yang mereka kagumi itu. Jadi
pada hakikatnya Filsafat itu apapun bentuknya adalah merupakan hasil
olah pikir manusia yang sedalam-dalamnya tentang sesuatu hal.
- Persamaan Antara Ilmu Pengetahuan dan Filsafat
Persamaan yang jelas adalah bahwa keduanya berasal dari
olah pikir manusia, keduanya sama-sama mencari kebenaran. Namun
berbeda dalam menetapkan kriteria kebenaran tersebut, pada Ilmu
Pengetahuan, kebenaran didasarkan atas kesesuaiannya dengan kenyataan
yang konkret, sedangkan dalam filsafat, kriteria kebenarannya
ditetapkan atas dasar logika deduksi. Bidang sasaran ilmu pengetahuan
terbata pada hal-hal yang bersifat nyata (fisik) sedangkan filsafat,
bidang sasarannya tidak terbatas pada dunia fisik; ia dapat melampaui
hal-hal yang bersifat fisik (metafisik).
- Cabang-Cabang Filsafat
Ada berbagai cabang filsafat menurut bidang sasarannya
misalnya: Filsafat alam yang bidang sasarannya adalah alam semesta
dengan segala isinya disebut juga Kosmologia. Filsafat manusia yang
bidang sasarannya adalah manusia dengan perilakunya, cara berpikirnya
maupun seni dan budayanya disebut juga Antropologia. Hal ihwal
tentang tingkah laku manusia dalam bidang filsafat disebut Etika yang
mempermasalahkan baik dan buruknya perilaku manusia. Hal ihwal
tentang cara berpikir manusia disebut juga Logika, yaitu yang
mempermasalahkan tentang benar dan salah. Hal ihwal budaya manusia
disebut Estetika yang mempermasalahkan tentang keindahan. Ada juga
Filsafat Agama atau disebut juga sebagai Teologia.
- Hakikat dan Bidang Telaah Filsafat
Filsafat itu pada hakikatnya adalah penafsiran dari apa
yang ada di alam semesta ini dengan segala isinya melalui pemikiran
untuk memperoleh kebenaran, makna, tujuan, dan nilai-nilai. Untuk itu
semua filsafat dapat menelaah segala sesuatu atau objeknya melalui
tiga sudut pandang, yaitu:
- Sudut pandang ontologi, yang mencari jawab atas pertanyaan “apa” sesungguhnya objek yang diselidiki itu.
- Sudut pandang epistemologi, yang mencari jawab atas pertanyaan dari mana asal-usul dari objek yang diselidiki.
- Sudut pandang aksiologis, yang mencari jawab atas pertanyaan “kemanakah akhir dari segala sesuatu” atau dapat juga diartikan “apakah tujuan/manfaatnya”.
- Filsafat Ilmu Pengetahuan Alam
Filsafat ilmu pengetahuan alam adalah pemikiran yang
sedalam-dalamnya untuk memperoleh kebenaran, makna, tujuan, serta
nilai-nilai ilmu pengetahuan tersebut bagi kehidupan manusia.
…… o0o ……
Pola Berpikir Manusia dari Zaman
Batu sampai Pola Berpikir Deduksi
- Zaman Batu Purba (4.000.000 – 10.000 SM)
Sisa-sisa budaya manusia yang dapat ditemui dari masa
itu adalah berbagai batu yang jelas dibentuk oleh manusia, kecuali
batu mereka juga menggunakan tulang binatang untuk alat, jelas dari
adanya lubang pada tulang untuk memasukkan tali seperti halnya lubang
pada jarum masa kini. Penggunaan batu sebagai alat berburu dapat
ditafsirkan bahwa manusia pada masa itu telah mampu berpikir untuk
dapat membedakan mana batu yang dapat diguanakan untuk alat berburu
dan mana yang tidak, mana binatang yang enak disantap atau diburu dan
mana yang tidak. Satu langkah lebih maju dari membedakan adalah
mengamati. Untuk dapat berburu tentulah mereka mengamati kelakuan
dari binatang buruannya itu.
Manusia pada masa itu telah pandai menggunakan alat, hal
ini dapat diartikan mereka telah mampu meningkatkan efisiensi dari
alat tubuhnya sendiri untuk memenuhi hidupnya. Pada zaman itu manusia
juga telah dapat bercocok tanam atau bertani. Tentunya mereka telah
mampu untuk memilih mana pucuk tanaman yang enak dimakan atau
buah-buahan yang enak disantap. Kemampuan bertani berarti pula bahwa
mereka telah mampu untuk membuat desain ataupun membuat rencana.
Tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa manusia pada zaman itu
telah pandai menulis maupun berhitung. Oleh karena itu, perkembangan
pengetahuan mereka begitu lamban. Zaman ini disebut zaman pra
sejarah.
- Zaman Timbulnya Pola Berpikir Koheren (10.000 – 500 SM)
Pada zaman ini telah timbul berbagai kerajaan besar di
dunia, antara lain di negeri Cina, India, Mesir, Babilonia, Athena,
dan Yunani. Namun yang sangat menonjol pengaruhnya dan masih terasa
sampai saat ini adalah budaya yang ditinggalkan oleh orang-orang
Babilonia dari daerah Mesopotamia. Mereka ternyata telah begitu
tinggi tingkat berpikirnya. Berikut ini adalah beberapa cuplikan
budaya mereka untuk dapat kita simak bagaimana pola ataupun kemampuan
berpikir mereka itu dalam dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Yang pertama adalah dalam bidang perbintangan. Dalam
pengamatannya terhadap peredaran bintang-bintang mereka telah sampai
pada kesimpulan bahwa semua benda-benda angkasa itu beredar menurut
garis edarnya masing-masing, dan semuanya terletak pada suatu sabuk
(belt) besar yang melingkar “mengelilingi bumi” yang mereka sebut
zodiak. Peredaran bintang-bintang itu dipergunakan untuk perhitungan
waktu. Waktu satu tahun dihitung dari waktu yang digunakan oleh
bintang itu beredar dari suatu titik sampai ke titik semula. Waktu
satu bulan dihitung dengan memperhatikan peredaran bulan mengelilingi
bumi dari suatu posisi sampai kembali ke posisi semula. Ternyata
dalam satu tahun bulan beredar mengelilingi bumi dua belas kali jadi
satu tahun sama dengan dua belas bulan.
Waktu satu hari dihitung dari peredaran matahari
‘mengelilingi bumi’ dari suatu titik ke titik semula. Dan
ternyata dalam waktu satu bulan ada tiga puluh hari. Jadi satu tahun
sama dengan tiga ratus enam puluh hari. Kenyataan-kenyataan itu
membuat orang-orang Babilonia mempunyai system perhitungan Matematika
kombinasi antara decimal dan Sexagesimal, artinya segala perhitungan
didasarkan atas fraksi atau bagian dari enam puluh. Meskipun demikian
mereka pada akhirnya membuat koreksi berdasarkan perhitungan
matematika yang tepat. Mereka berkesimpulan bahwa satu tahun sama
dengan 365,25 hari.
Dari kerajaan Mesir pada masa itu didapatkan sisa-sisa
kebudayaan yang menunjukkan bahwa mereka juga telah pandai tulis baca
serta matematika. Tulisannya didasarkan atas abjad dengan tanda-tanda
bunyi yang kita kenal sebagai huruf hieroglif. Dalam bidang
matematika orang Mesir telah mengenal bilangan phi ()
untuk menghitung luas suatu lingkaran. Mereka membagi hari menjadi
dua bagian yaitu siang dan malam yang masing-masing dibagi menjadi
dua belas jam. Terdapatnya pula peninggalan jam matahari yang
didasarkan atas panjang bayang-bayang tongkat.
Dari negeri Cina ada dua hal yang menarik yaitu
tulisannya yang didasarkan atas gambar-gambar. Dan juga tentang mesin
hitung berupa abacus yang
mungkin merupakan kalkulator tertua di dunia yang ternyata masih
digunakan sampai saat ini.Dari kenyataan-kenyataan tersebut di atas
dapat kita simpulkan bahwa pada 1500 SM orang telah mampu berpikir
abstrak.
Baik orang Babilonia maupun Mesir percaya kepada adanya
dewa-dewa artinya mereka percaya ada suatu kekuatan gaib di luar
jangkauan pengalaman yang nyata. Ini berarti pikirannya telah jauh
melampaui batas pengalamannya. Pengetahuan yang didasarkan atas
pengalaman, pemikiran, dan kepercayaan semacam itu kita sebut mitos.
- Zaman Timbulnya Pola Berpikir Rasional (600 SM – 200 M)
Zaman ini dikenal sebagai zaman Yunani oleh karena
ajaran-ajaran atau pola berpikir orang Yunanilah yang paling dominan
pada saat itu. Ciri perbedaan yang khas antara pola berpikir
orang-orang Babilonia dengan orang-orang Yunani adalah dalam hal
menetapkan kebenaran. Orang Yunani menggunakan rasional atau akal
sehat dengan metode deduksi. Sedangkan orang Babilonia memasukkan
unsur kepercayaan di dalam mencari kebenaran.
Seorang ahli pikir bangsa Yunani bernama Thales (624 –
565 SM) seorang astronom yang juga ahli di bidang matematika dan
teknik. Ialah yang pertama kali berpendapat bahwa bintang-bintang
mengeluarkan sinarnya sendiri sedangkan bulan hanya sekedar
memantulkan cahayanya dari matahari. Dialah orang pertama yang
mempertanyakan asal-usul dari semua benda yang kita lihat di alam
raya ini. Ia berpendapat bahwa adanya beraneka ragam benda-benda di
alam sebenarnya merupakan gejala alam saja bahan dasarnya amat
sederhana.
Pendapat tersebut merupakan perubahan besar dari alam
pikiran manusia masa itu. Pada masa itu, orang-orang beranggapan
bahwa aneka ragam benda di alam itu diciptakan oleh dewa-dewa seperti
apa adanya. Karena kemampuan berpikir manusia makin maju dan disertai
pula oleh perlengkapan pengamatan, misalnya berupa teropong bintang
yang makin sempurna, maka mitos dengan berbagai legendanya makin
ditinggalkan orang. Mereka cenderung menggunakan akal sehatnya atau
rasionya.
Orang-orang Yunani yang patut dicatat sebagai pemberi
iuran kepada perubahan pola berpikir masa itu adalah Anaximander (610
– 547 SM) seorang pemikir kontemporer, ia adalah murid Thales. Juga
Anaximenes (585 – 528 SM), Herakleitos (540 – 480 SM), dan
Pythagoras (540 SM). Pythagoras terkenal di bidang matematika. Salah
satu temuannya yang terpakai sampai sekarang adalah ‘dalil
pythagoras’ tentang segitiga siku-siku, yaitu: “Kuadrat panjang
sisi miring sebuah segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat
panjang kedua sisi siku-sikunya”. Pernyataan yang lain tentang
segitiga oleh pithagoras adalah bahwa jumlah sudut suatu segitiga
adalah 180o.
Yang lainnya adalah Demokritos (460 – 370 SM),
Empedokles (480 – 430 SM), Plato (427 – 347 SM), dan Aristoteles
(348 – 322 SM). Aristoteles merupakan pemikir terbesar pada
zamannya. Ia membukukan intisari dari ajaran orang-orang sebelumnya.
Ia membuang hal-hal yang tidak masuk diakalnya dan menambahkan
pendapat-pendapatnya sendiri. Ajaran Aristoteles yang penting adalah
suatu pola berpikir dalam memperoleh kebenaran berdasarkan logika.
Orang besar 450 tahun setelah Aristoteles adalah
Ptolomeus (127 – 151 SM). Pendapatnya yang patut dicatat ialah
bahwa bumi adalah pusat jagat raya, berbentuk bulat, diam, setimbang
tanpa tiang penyangga. Bintang-bintang menempel pada langit dan
berputar mengelilingi bumi sekali dalam 24 jam. Planet beredar
melalui garis edarnya sendiri dan terletak antara bumi dan bintang.
Bila kita renungkan pola berpikir bangsa Yunani, lalu
kita bandingkan dengan pola berpikir orang Babilonia, maka nampak ada
perubahan yang mendasar yaitu mulai terpisahnya ‘kepercayaan’
dari ‘ilmu pengetahuan’. Bangsa Yunani bukan tidak percaya pada
adanya dewa-dewa tetapi mereka tidak mencampuradukkan dalam khasanah
pengetahuan yang mereka sebut ‘philosophia’
itu.
…… o0o ……
Zaman Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
- Timbulnya Pola Berpikir Induktif
Pengaruh ajaran Aristoteles dapat bertahan sampai kurang
lebih seribu lima ratus tahun. Hal ini ditandai dengan tidak adanya
penemuan-penemuan baru ataupun pola berpikir yang baru. Sepanjang
satu setengah abad seolah-olah terbuai oleh ajaran-ajaran filsafat
orang-orang Yunani. Sementara itu orang semakin terampil di dalam
membuat alat-alat untuk keperluan hidupnya termasuk alat-alat
pengamat bintang. Suatu perubahan terjadi karena makin sempurnanya
alat pengamat bintang dan semakin meningkatnya kemampuan berpikir
manusia.
Hal ini ditandai dengan munculnya ajaran Nicolas
Copenicus (1473 - 1543). Ia adalah seorang ahli bintang, matematika,
dan ahli dalam bidang pengobatan. Tulisannya yang terkenal dan
merombak pandangan manusia dari ajaran filsafat Yunani berjudul ‘De
Revolutionibus Orbium Caelestium’, yang artinya ‘Peredaran Alam
Semesta’. Dalam buku itu Copernicus berpendapat bahwa pusat dari
alam semesta itu bukanlah Bumi seperti ajaran falsafah Yunani tetapi
mataharilah yang menjadi pusatnya. Ajaran demikian disebut
heliosentrisme. Buku tersebut tidak segera diterbitkan karena
bertentangan dengan kepercayaan para penguasa pada masa itu,
pokok-pokok ajarannya antara lain adalah:
- Matahari adalah pusat dari solar sistem. Di dalam sistem itu bumi adalah salah satu di antara planet-planet lain yang beredar mengelilingi matahari.
- Bulan beredar mengelilingi bumi dan bersama bumi mengelilingi matahari.
- Bumi berputar pada porosnya dari barat ke timur yang mengakibatkan adanya siang dan malam dan pandangan gerakan bintang-bintang
Pengikut Copernicus yaitu Bruno (1548 – 1600)
memperoleh kesimpulan lebih jauh lagi, yaitu:
- Alam raya tak ada batasnya.
- Bintang-bintang tersebar di seluruh ruang angkasa.
Karena keberaniannya mengungkapkan pendapat yang
bertentangan dengan penguasa pada saat itu, maka ia dianggap
kemasukan setan lalu ia dibakar sampai mati pada tahun 1600. Salah
seorang pelopor dari ilmu pengetahuan alam yang penting untuk dicatat
adalah Galileo Galilei (1564 - 1642). Orang Italia ini dengan berani
mengumumkan penemuannya dengan teleskopnya yang mutakhir pada saat
itu, yang bertentangan dengan pandangan penguasa. Ia membenarkan
teori Copernicus tentang heliosentrisme yang jelas bertentangan
dengan ajaran agama saat itu yang berpandangan homosentris atau
geosentris.
Pendapat lain yang didasarkan atas observasi dan
eksperimental ialah tentang adanya gaya percepatan dari benda-benda
yang jatuh ke bumi, yang bertentangan dengan ajaran Aristoteles.
Pelopor ilmu pengetahuan alam lain yang perlu dicatat adalah Johanes
Kepler (1571 – 1630). Orang Jerman ini mempunyai pandanan yang
sangat penting yang merupakan reformasi dari pengetahuan yang telah
ada tentang peredaran alam semesta. Pendapatnya itu didasarkan atas
penggunaan matematika sebagai alat bantu empirik untuk menarik
kesimpulan. Ia menyelidiki hukum-hukum ikatan antara anggota-anggota
tatasurya. Pendapatnya kita kenal sebagai hukum Kepler, yaitu:
- Planet-planet bergerak mengelilingi matahari tidak dalam bentuk lingkaran yang bulat tetapi berbentuk elips, di mana matahari merupakan salah satu titik pusatnya.
- Sebuah planet dalam geraknya mengelilingi matahari tidak uniform tetapi dengan cara sedemikian rupa sehingga sebuah garis yang ditarik dari planet tersebut ke matahari bergeser membentuk bidang yang sama luasnya pada waktu yang sama.
- Ilmu Pengetahuan Alam dalam Zaman Modern (1600 – 1900)
Yang menjadi perbedaan antara IPA zaman modern dengan
IPA sebelumnya adalah digunakan matematika atau statistika untuk
menetapkan kebenaran dengan perkataan lain ilmu pengetahuan zaman
modern dapat disebut sebagai Ilmu Pengetahuan Alam kuantitatif karena
selalu menggunakan pengukuran-pengukuran serta
perhitungan-perhitungan matematika. Sedangkan Ilmu Pengetahuan Alam
sebelum zaman ini cukuplah dikatakan ilmiah bilamana suatu pernyataan
itu sesuai dengan objeknya (objektif) yang didasarkan atas pengamatan
panca indera, atau dengan kata lain IPA semacam ini dapat disebut
sebagai IPA kualitatif. Berikut ini akan dijelaskan beberapa cuplikan
berupa temuan-temuan dari masa itu yang ternyata merupakan masa
penemuan ilmu pengetahuan baru yang luar biasa banyaknya.
- Christian Huygens (1629 - 1695)
Ia mempunyai penemuan yang sangat penting di bidang
cahaya, ia menyatakan atas hasil percobaannya bahwa cahaya bergerak
dengan kecepatan 600.000 kali kecepatan suara. Penemuan itu
bertentangan dengan pengetahuan manusia sebelumnya melalui ajaran
filsafat Yunani yang menyatakan bahwa cahaya merambat dengan tanpa
memerlukan waktu. Temuan yang lain dari Huygens adalah hukum tentang
gerak bandulan. Ia mengemukakan suatu rumusan sebagai berikut:
T = waktu dalam detik
Ï€ = 3,1416…
l = panjang bandulan dalam
cm
g = gravitasi bumi
- Newton (1643 – 1727)
Ia seorang ahli dalam bidang matematika maupun fisika.
Temuannya yang sangat penting adalah tentang adanya gaya gravitasi
yang dapat memberi keterangan tentang adanya gaya tarik menarik
antara matahari, bumi, bulan, serta planet-planet. Teorinya tentang
gaya tarik-menarik antara dua benda sangat terkenal dan dirumuskan
sebagai berikut:
K= gaya tarik-menarik
m = massa benda
r = jarak antara dua benda
f = suatu konstanta (koefisien)
- Lavoiser (1743 – 1794)
Abad tujuh belas dan delapan belas ini dapat juga
disebut sebagai zaman kejayaan matematika. Hal ini disebabkan karena
banyaknya dalil-dalil matematika yang ditemukan dan yang langsung
dikaitkan dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam. Salah satu
aliran yang sangat terkenal adalah sistem Euclids, sehingga
matematika pada zaman ini dijuluki sebagai ‘The
Queen of Science’.
…… o0o ……
Peranan IPA dalam Perkembangan
Masyarakat
- Peranan IPA sampai Abad 17
Salah seorang tokoh yang dapat
dianggap sebagai pelopor lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam di samping
Galileo Galilei adalah Francis Bacon (1560 – 1626) yang ajarannya
dalam menentukan kebenaran dengan menggunakan pengumpulan fakta
sebanyak-banyaknya kemudian menarik kesimpulan secara umum. Inilah
metode induktif yang dikenal sampai sekarang.
Abad ke-17 ini ditandai
dengan sederetan penemuan-penemuan hasil eksperimentasi. Berikut ini
adalah beberapa cuplikan hasil usaha di bidang IPA yang membawa
pengaruh terhadap perkembangan masyarakat.
Di bidang kimia, ditemukan
logam-logam baru melalui teknik oksidasi-reduksi, destilasi, dan
amalgamasi. Juga ditemukan senyawa merkuri yang pada masa itu dapat
digunakan untuk pemberantasan penyakit kotor. Di bidang navigasi dan
astronomi, diadakan perbaikan-perbaikan dalam peta navigasi.
Dunia baru di bidang jasad
mikro diungkapkan orang dengan ditemukannya mikroskop oleh
Leeuwenhoek (1632 – 1723). Dari alat itu pula ditemukan
spermatozoa yang dapat dianggap sebagai sumber keturunan.
Buku IPA ternyata sangat penting
artinya bagi perkembangan pola berpikir manusia. Bila pada zaman
Yunani buku ‘Metafisika’-nya Aristoteles merupakan buku pintar
dari filsafat Yunani, dalam zaman modern ini Newton telah menyusun
buku yang diberi judul ‘De
Philosophiae Naturalis Principia Mathematica’,
yang berisi segala Ilmu Pengetahuan Alam yang ada pada masa itu.
- Peranan IPA dalam Perubahan Ekonomi dan Sosial (Tinjauan sampai Abad 19)
Abad ke-19 merupakan abad ditemukannya mesin-mesin.
Dengan mesin berarti orang dapat memperoleh tenaga penggerak dengan
kapasitas yang besar dan oleh karena itu tumbuhlah industri-industri
dalam ukuran besar. Teknik-teknik baru juga melanda bidang
pertekstilan, pertanian, dan perkapalan. Sementara itu mesin
disempurnakan, diberi roda sehingga dapat bergerak. Maka mulailah
abad perkeretaapian.
Temuan yang besar pengaruhnya di
samping bidang mesin ialah yang berkenaan dengan listrik. Awal
penemuan listrik ini masih merupakan barang aneh yang tidak
diketahui kegunaannya. Tokoh-tokoh yang patut dikenal di bidang
kelistrikan ini antara lain adalah Stephe Gray (1666 –
1736) yang menemukan konduktor dan non-konduktor. Dufay yang
dilanjutkan oleh Franklin tentang adanya listrik positif dan
negatif. Coulomb tentang gaya tarik elektromagnet, Volta (1745 –
1827) menemukan baterai.
Oersted tentang elektromagnet, Faraday tentang induksi
elektromagnet, Maxwell tentang bidang elektromagnet. Baru pada
pertengahan abad 19 listrik dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
setelah ditemukan mesin listrik (generator) yang dipelopori oleh
Siemens (1823 – 1883).
Bidang kimia dan biologi ternyata
tidak banyak memberi sumbangan pada perubahan sosial ekonomi, namun
yang patut dicatat adalah adanya perubahan mendasar tentang pola
berpikir. Tokoh-tokoh ilmu kimia yang perlu dicatat pada masa itu
adalah Priestly (1723 –
1804), penemu gas oksigen. Berzelius (1779 – 1848) yang menemukan
bahwa garam merupakan netralisasi dari asam dan basa. Dumas dan
Liebig menyatakan bahwa zat-zat organik (yang berasal dari jasad
hidup) itu terdiri dari karbon, hidrogen, dan nitrogen. Satu temuan
yang penting artinya di bidang ilmu kimia adalah hukum periodik
untuk unsur-unsur oleh Mendeleyeff (1869). Ia menyusun unsur-unsur
dalam suatu tabel secara berurutan menurut berat atomnya.
Di bidang biologi antara
lain Carl Linnaeus (1707 – 1778).
Dialah
yang pertama membuat klasifikasi semua jenis tumbuhan maupun
binatang dari seluruh dunia. Erasmus Darwin (1731 – 1802) yang
menjadi sangat terkenal dengan teori evolusinya. Kemudian,
L. Pasteur (1855) dengan
teori bakteriologinya, ternyata mengubah pola pengobatan masa itu
misalnya pencegahan penyakit menular dengan cara imunisasi.
- Dampak IPA dan Teknologinya Terhadap Sistem Sosial dan Ekonomi
Dengan ditemukannya mesin-mesin maka mulailah
berkembang industri-industri besar. Kemakmuran atas hasil industri
yang melimpah menjadikan para pemilik modal menjadi kaya raya dan
timbul pula kelompok kelas pedagang yang juga kaya raya. Kelompok
pemilik modal yang kaya itu disebut kaum kapitalis. Di lain pihak
kaum buruh ditentukan nasibnya oleh kaum kapitalis yang sering
mementingkan kepentingannya sendiri untuk mencari keuntungan
sebesar-besarnya dan kurang memperhatikan nasib kaum pekerja.
Kelompok kaum pekerja ini kemudian bersatu untuk memperbaiki
nasibnya maka timbullah kaum sosialis.
…… o0o ……
Peranan IPA
dan
Teknologinya dalam
Abad Ke-20
- Atom dan Tenaga Atom
Suatu ciri khas dari abad
ke-20 adalah ditemukannya
tenaga atom. Dimulai sejak ditemukannya gejala radioaktivitas hasil
peluruhan zat radioaktif oleh suami istri Polandia Piere Curie (1859
- 1906) dan Marie Curie (1867 - 1934). Mereka menemukan gejala
radioaktivitas dari uranium dan ditemukan pula unsur-unsur baru
yaitu polonium dan radium.
Rutherford (1871 – 1937)
melanjutkan penelitian terhadap gejala radioaktifitas dan menemukan
bahwa unsur-unsur radioaktif mengeluarkan tiga jenis sinar yang
berbeda sifat-sifatnya. Sinar-sinar itu adalah sinar
yang
merupakan partikel helium, sinar
,
dan sinar γ. Rutherford
dengan bekerja sama dengan Moseley dan Niels Bohr berhasil
mengungkapkan teori atom Rutherford-Bohr, yaitu bahwa atom itu
terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh
kulit atom yang terdiri dari elektron-elektron.
Pada tahun 1915 Albert Einstein mengemukakan teori
relativitasnya yang dapat menggambarkan secara matematis hubungan
antara energi dengan massa suatu zat, dengan rumus yang sangat
terkenal:
E
= mc2
E = energi
m = massa
c = kecepatan
cahaya
Ini berarti benda itu dapat dipandang sebagai suatu
bentuk dari tenaga. Berikut akan dijelaskan contoh dari pemanfaatan
tenaga atom.
- Atom Sebagai Sumber Tenaga
Meskipun orang telah dapat membuat berbagai reaksi
untuk memecah inti atom tetapi untuk tujuan pengambilan tenaga atom
biasanya digunakan unsur uranium dengan isotop 235 yang ditembak
dengan netron. Panas yang timbul sebagai hasil reaksi inti yang
sangat besar itu dalam reaktor atom tidak langsung dapat digunakan
tetapi diubah bentuknya menjadi tenaga mekanik dengan cara
memanaskan air sedemikian rupa sehingga uap air yang terbentuk
itulah yang akan menggerakkan turbin pemutar generator listrik.
- Atom Untuk Peningkatan Kesejahteraan Manusia
Seperti yang telah diuraikan terdahulu, unsur-unsur
radio aktif meluruh dengan mengeluarkan sinar-sinar alfa, beta, dan
gamma. Sinar-sinar tersebut mempunyai pengaruh-pengaruh tertentu
terhadap jasad hidup. Yang sering dimanfaatkan orang adalah sinar
gamma yang mempunyai sifat mematikan pada suatu dosis yang tinggi,
menghambat pertumbuhan pada suatu dosis yang rendah, serta dapat
pula mengubah sifat-sifat genetika dari suatu makhluk hidup.
Sifatnya yang mematikan dapat
digunakan untuk mematikan hama. Bakteri-bakteri pembusuk
juga dapat dimatikan.
Dalam hal
ini sangat penting untuk pengawetan makanan juga dapat digunakan
untuk sterilisasi. Keuntungan lainnya adalah tidak perlu suhu yang
tinggi maupun penggunaan bahan-bahan kimia.
Sifatnya yang menghambat pertumbuhan dapat digunakan
untuk mengawetkan kentang maupun umbi-umbian yang lain. Sifatnya
yang dapat mengubah sifat-sifat yang menurun yang disebabkan oleh
adanya mutasi dari gen, dapat digunakan untuk mencari bibit-bibit
unggul.
Sifat unsur radioaktif dapat juga digunakan dalam
industri maupun kedokteran. Dalam bidang industri misalnya untuk
pengawetan kayu, membuat serat sintetik yang mempunyai sifat
menguntungkan bagi manusia misalnya dapat menyerap air dan tidak
panas; proses penyamakan kulit dan sebagainya. Dalam bidang
kedokteran dapat digunakan untuk menetapkan lokasi tumor pada otak,
kanker, atau adanya kelainan-kelainan pada paru-paru, kelenjar
gondok, ginjal, dan lain-lain.
- Bidang Kelistrikan
Sederetan
nama-nama besar di bidang kelistrikan telah muncul pada abad ke-19,
antara lain: Ampere, A.m (1775 c 1836)
penemu hukum-hukum elektronika. Kemudian,
Faraday, M (1791 – 1867)
seorang ahli fisika yang juga meneliti pengaruh listrik terhadap
perubahan zat (kimia),
penemu hukum-hukum kimia listrik juga terkenal dengan teori
medannya. Maxwell, J.C. (1831 – 1879), terkenal dengan teori medan
listriknya. Dia pula yang mengaitkan kelistrikan dengan cahaya. Ohm,
G.S (1789 – 1854), dialah yang pertama kali dapat menurunkan
tegangan listrik dengan memberikan suatu tahanan. Hertz, H.R. (1857
– 1894), dialah yang pertama membuktikan bahwa gelombang elektro
itu sama sifatnya dengan gelombang cahaya biasa, hanya berbeda
frekuensinya.
Berikut adalah beberapa cuplikan
perkembangan elektronika pada abad ke-20.
Guglielmo Marconi (1874 – 1937) menemukan radio-telegrafi.
Radio-telegrafi ini oleh orang Inggris disebut ‘wireless’
atau ‘tanpa kawat’. Thomas A. Edison (1874 – 1931), hak
ciptanya yang penting adalah lampu listrik, dan gambar hidup. Watson
dan Watt (1935) menemukan layar radar. Ide untuk mentransmisikan
gambar telah direalisasi oleh Alexander Bain (1842) orang
Skotlandia.
Orang yang juga patut disebut
namanya adalah C.R. Carey (1875), dialah yang menemukan prinsip
transmisi suatu objek yang masih digunakan sampai sekarang yaitu
bahwa gambar itu dipecah menjadi titik-titik sinyal listrik;
masing-masing sinyal itu dipancarkan lalu ditangkap dan dibentuk
kembali menjadi gambar semula. Paul Nipkow dari Jerman (1884) juga
merupakan salah seorang pelopor. Ia menciptakan cara mentransmisikan
gambar melalui sebuah piringan yang berlubang-lubang melingkar
mendekati pusatnya. Piringan itu berputar sehingga semua bagian
dalam gambar akan sempat diintai melalui lubang itu lalu ditangkap
dan ditransmisikan oleh foto sel.
Suatu tabung TV yang disebut
“ICONOSCOP” yaitu tabung sekaligus layar TV diciptakan oleh
Vladimir K. Zwory Kim
(1923). Bentuk yang lebih sempurna dari Iconoscop ialah Kinoscope
yaitu tabung sekaligus layar TV yang terdapat dalam setiap pesawat
terdapat dalam setiap pesawat TV sekarang ini.
Satu lagi alat elektronika yang sangat mempengaruhi kehidupan
manusia adalah komputer. Komputer adalah alat yang menggunakan
perangkat elektronika dan berfungsi sebagai alat penyimpan data
maupun informasi.
- Bidang Biologi
Berikut ini adalah beberapa cuplikan yang penting
artinya bagi perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam maupun bagi
peningkatan kesejahteraan manusia.
- Pertama-tama adalah vitamin, zat yang vital bagi tubuh, artinya bila tubuh kita tidak diberi zat itu secara cukup, akan terjadi kelainan atau sakit dalam tubuh kita. Jumlah penelitiannya banyak, namun yang menonjol adalah Frederick Gowland Hopkin (1861 – 1947).
- Temuan lain adalah hormon. Orang yang berjasa dalam hal ini adalah E.H. Starling (1866 – 1927). Berbeda dengan vitamin, hormon dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, yang dikeluarkan oleh kelenjar-kelenjar tertentu.
- Virus, makhluk yang misterius ini terungkap dengan jelas atas jasa ilmuwan Rusia bernama Ivanovsky (1892).
- Penicilin, yaitu suatu zat antibiotik. Penicilin berasal dari jamur Penicillium. Jamur itu sendiri sebenarnya telah lama dikenal orang, tetapi baru setelah hasil percobaan Fleming (1881 – 1955) pada tahun 1929 yang menemukan bahwa zat yang dihasilkan oleh jamur itu dapat membunuh bakteri tanpa meracuni bahwa zat yang dihasilkan oleh jamur itu dapat membunuh bakteri tanpa meracuni makhluk hidup di mana bakteri itu tinggal.
- Ilmu keturunan dan rekayasa genetika. Perintis utama dari ilmu ini adalah seorang biarawan bangsa Austria pada abad 19 yaitu Gregor Mendel (1822 – 1844).
…… o0o ……
Apa Sebenarnya IPA
Itu?
- Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Menurut
pendapat dari Nash, L.K. dalam bukunya ‘The
Nature of Natural Science’.
Ia mengatakan bahwa IPA itu dipandang sebagai suatu cara atau metode
untuk dapat mengamati sesuatu, dalam hal ini adalah dunia. Cara
memandang IPA bersifat analitis, ia melihat sesuatu secara lengkap
dan cermat serta dihubungkannya dengan objek yang diamati itu. IPA
dipandang sebagai suatu pola pikir logis dan seragam.
Lalu apa dan bagaimana pola pikir logis dan seragam
itu yang tak lain adalah metode ilmiah.
Sebuah buku karangan J.D. Bernal
yang berjudul ‘Science
in History’. Di
dalam isi buku tersebut, Bernal menyarankan untuk dapat memahami
sains atau IPA haruslah melalui pemahaman dari berbagai segi atau
aspek dari IPA itu. Ia menonjolkan adanya lima
aspek yaitu IPA dapat
dipandang:
- Sebagai suatu institusi,
- Sebagai suatu metode,
- Sebagai suatu kumpulan pengetahuan,
- Sebagai suatu faktor utama dalam memelihara dan mengembangkan produksi, dan
- Sebagai salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan dan sikap manusia terhadap alam semesta.
Sidney Morgenbesser
dalam bukunya
yang berjudul ‘Philosophy
of Science Today’
membahas tentang ‘The
Nature and Aims of Science’
yang dikarang oleh Ernest Nagel. Menurut Nagel, IPA dapat dilihat
dari tiga aspek. Secara singkat ketiga aspek itu adalah sebagai
berikut:
- Aspek tujuan, IPA adalah sebagai alat untuk menguasai alam, dan untuk memberikan sumbangan kepada kesejahteraan umat manusia.
- IPA dapat dilihat sebagai suatu pengetahuan yang sistematik dan tangguh dalam arti merupakan suatu hasil atau kesimpulan yang didapat dari berbagai peristiwa.
- Aspek ketiga adalah bahwa sains dapat dilihat sebagai suatu metode.
Ada satu buku lagi yang juga
menjawab pertanyaan “what
is science?”,
yaitu yang berjudul ‘UNESCO
Handbook for Science Teachers’
yang diterbitkan oleh UNESCO Paris. Dalam buku tersebut dijelaskan
bahwa “Science is
what scientists do”,
maksudnya,
pertama adalah mengumpulkan pengetahuan ilmiah sehingga menjadi
‘body of
scientific knowledge’
dan yang kedua adalah suatu proses untuk mendapatkan ‘scientific
knowledge’ itu.
…… o0o ……
Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam
Untuk mengenal apa IPA itu, kita juga dapat menjelaskan
melalui segi fungsinya. Dari berbagai pustaka dapat dirangkum bahwa
fungsi IPA itu ada lima, yaitu untuk:
- Membangun pola berpikir
- Menjelaskan adanya hubungan antara berbagai gejala alam
Dalam menjelaskan sesuatu, IPA mempunyai ciri-ciri yang
khusus, yaitu :
- Analitis, artinya lengkap mendeskripsikan semua bagian dari objek penelitiannya, serta hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya.
- Logis, artinya dapat diterima oleh akal.
- Sistematis, artinya disusun secara logis dan sistematis sehingga tampak jelas tata urutan serta hubungan satu dengan yang lain dan jelas pula bahwa tidak ada kebenaran ilmu pengetahuan yang bertumpang tindih dalam arti berlawanan satu dengan yang lain.
- Kausatif, maksudnya IPA menjelaskan mengapa segala gejala alam itu terjadi.
- Kuantitatif, yang meliputi tiga arti:
- Kesimpulan yang diuji kebenarannya melalui statistika,
- Penjelasannya disertai dengan angka-angka dengan besaran hasil pengukuran atau dengan rumusan-rumusan matematika,
- Kuantitatif dalam artiannya yang tak langsung menyatakan kecermatan pengukuran.
Menurut Carl Hempel ada dua tujuan IPA dalam
menjelaskan berbagai gejala alam ini, yaitu:
- Untuk ha yang bersifat praktis, maksudnya untuk kepentingan kesejahteraan umat manusia.
- Untuk memenuhi hasrat ingin tahu.
- Meramalkan
Peramalan dari IPA ini adalah
peramalan yang didasarkan atas adanya konsistensi
atau keteratura dari
gejala-gejala alam. Kunci pokok dari
sesuatu yang dapat digunakan untuk meramalkan itu adalah adanya
keteraturan yang konsisten.
- Menguasai atau mengontrol alam guna kesejahteraan manusia
Dengan IPA orang bisa mengolah
sumber daya alam. Orang
jua dapat
mendirikan industri-industri untuk menghasilkan barang-barang bagi
kesejahteraan manusia. Dengan IPA orang dapat mempermudah hubungan
komunikasi maupun transportasi. Dengan IPA orang dapat mencegah atau
menghindari malapetaka akibat gejala alam.
- Melestarikan berbagai gejala alam
Suatu gejala alam mungkin sekali tak terulang
kejadiannya sehingga IPA dalam hal ini selaku kumpulan pengetahuan
yang logis dan sistematis secara tak langsung merekam gejala-gejala
alam, misalnya kehadiran komet, pergeseran benua, perubahan flora
dan fauna.
…… o0o ……
Anatomi Ilmu Pengetahuan
- Hukum
Hukum dalam IPA merupakan suatu
pernyataan yang mengungkapkan adanya hubungan antara gejala alam
yang konsisten. Karena konsistennya itulah maka hukum dapat
digunakan untuk meramalkan. Adapun
yang perlu diingat untuk memahami hukum ini adalah:
- Suatu pernyataan,
- Menyatakan adanya hubungan antara fakta,
- Telah diuji kebenarannya oleh ahli di bidang itu,
- Bersifat universal,
- Dapat digunakan untuk meramalkan,
- Berlaku pada kondisi yang terbatas,dan
- Peramalan hanya cocok bila kondisi tertentu yang terbatas itu terpenuhi.
- Teori
Menurut Kerlinger (1973)
yang terjemahannya sebagai berikut. “Suatu teori adalah
seperangkat pengertian (konsepsi) definisi dan proposisi yang saling
berkaitan yang menyajikan suatu pandangan yang sistematis dari
berbagai fenomena dengan mengungkapkan adanya hubungan yang spesifik
antar variabel, dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena-fenomena tersebut.”
Teori memiliki tiga fungsi, yaitu:
- Menjelaskan, yang dijelaskan bisa saja berupa suatu hukum, bisa juga suatu gejala alam yang sederhana, dan dapat pula hubungan antar berbagai gejala alam.
- Memahamkan, fakta-fakta dari gejala alam yang berserakan di atas bumi dan alam semesta ini bila dirapihkan atau dibuat menjadi teratur dan sistematis maka akan mudah dipahami adanya saling keterkaitan secara teratur satu terhadap yang lain mengikuti ‘hukum alam’.
- Meramalkan, dari keteraturan ataupun sistematisasi fakta-fakta atau fenomena alami tadi dapat pula ditarik suatu kesimpulan atau ramalan.
- Postulat
Secara singkat, potulat dapat diartikan sebagai suatu
anggapan dasar yang kebenarannya tidak dipertanyakan lagi atau
dianggap benar.
- Prinsip atau Azas
Prinsip atau azas dalam Ilmu Pengetahuan Alam dapat
diartikan sebagai suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang
bersifat mendasar dan berlaku umum. Prinsip atau azas inilah yang
sebenarnya melandasi kebenaran suatu hukum.
…… o0o ……
Metode Ilmiah
Dalam IPA, pengetahuan itu dianggap
benar bila sesuai dengan objeknya. Atas hal itu, ada suatu paham
atau aliran yang disebut ‘fenomenalisme’.
Bertolak dari fenomenalisme,
IPA hanya terdiri dari suatu identifikasi, klasifikasi, dan
kodifikasi dari berbagai fenomena alam yang kita amati. Fenomena
dapat diartikan sebagai hubungan serta sifat-sifat dari benda.
Pelopor dari paham ini adalah Patricius. Pahamnya ini didorong oleh
ketidakpuasaan terhadap teori-teori yang diciptakan para astronom
yang penuh dengan kira-kira ataupun dugaan-dugaan.
Pelopor lain dari
fenomenalisme adalah Barkeley yang melandasi pendapatnya atas tiga
prinsip yaitu:
- Tidak ada bedanya antara fakta yang didapat dari hasil pengamatan dengan apa yang kita pahami tentang fakta itu,
- Hubungan antar gejala alam itu adalah sangat teratur karena diatur oleh Tuhan, bila tidak teratur itu adalah kesalahan pengamatan kita,
- IPA harus tetap dikaitkan dengan identifikasi dari hasil pemikiran manusia.
Ada paham lain yang disebut Realisme. Paham ini
mendambakan akan realita dari teori-teori maupun terminologi dari
IPA. Paham realisme mempunyai kaidah secara skematis sebagai
berikut:
- Istilah-istilah teoretis dapat mengacu kepada suatu realita hipotetis,
- Realita hipotetis itu adalah yang diharapkan menjadi realita,
- Realita yang diharapkan tersebut adalah ‘demonstrable’ artinya dapat ditunjukkan kenyataannya secara gestural.
Menurut Isaac dan Michael (1980),
ada sepuluh langkah dasar yang harus ditempuh yaitu:
- Mengidentifikasikan lingkup masalahnya,
- Mengadakan survey kepustakaan yang berkenaan dengan permasalahannya,
- Merumuskan permasalahannya yang sebenarnya dalam bentuk yang jelas, dengan menggunakan istilah yang khusus,
- Merumuskan hipotesis yang dapat diuji dan mendefinisikan konsepsi-konsepsi dan dasar variabelnya,
- Menyatakan asumsi-asumsi sebagai landasan dasar yang memberikan petunjuk penafsiran kesimpulan yang akan didapat,
- Menyusun desain penelitian untuk mencapai validitas internal maupun external yang maksimal,
- Menetapkan cara pengumpulan data,
- Pemilihan cara analisis data,
- Pelaksanaan program penelitian,
- Penilaian hasil dan penarikan kesimpulan.
…… o0o ……
Nilai-Nilai Ilmu Pengetahuan Alam
- Nilai-Nilai Sosial dari IPA
- Nilai etik dan estetika dari IPA
Ilmu Pengetahuan Alam mempunyai nilai-nilai etik dan
estetika yang tinggi. Nilai-nilai itu terutama terletak pada sistem
yang menetapkan ‘kebenaran yang objektif’ pada tempat yang
paling utama. Adapun proses IPA itu sendiri dapat dianggap sebagai
suatu latihan mencari, meresapkan, dan menghayati nilai-nilai luhur.
- Nilai moral atau humaniora dari IPA
Nilai-nilai moral
atau humaniora dari IPA
nampaknya mempunyai dua muka yang berlawanan arah. Muka yang menuju
kepada cita-cita kemanusiaan yang luhur sedang muka yang lain menuju
kepada tindak immoral yang tidak saja dapat melenyapkan nilai-nilai
luhur namun dapat melenyapkan eksistensi manusia itu sendiri.
IPA dan teknologi sekedar alat yang sangat tergantung
dari manusianya yang berada di belakang alat itu, untuk apa itu akan
digunakan. Dengan kata lain, IPA itu sendiri adalah ‘suci’, yang
tidak suci itu ialah manusianya.
- Nilai ekonomi dari IPA
Seorang ahli IPA, mungkin ia telah bertahun-tahun
melakukan suatu penelitian. Katakanlah ia menemukan suatu kaidah
dari suatu fenomena tertentu. Apakah temuannya itu mempunyai niali
ekonomi? Memang tidak dapat dikatakan dengan tegas karena nilai
ekonominya tidak langsung. Ini baru menjadi kenyataan bila temuan
itu dapat digunakan untuk memproduksi sesuatu yang bermanfaat bagi
masyarakat.lain daripada itu, bagi sang penemu, keberhasilannya itu
dapat meningkatkan harga diri atau kepercayaan masyarakat terhadap
dirinya. Ini berarti temuannya itu dapat memberi ‘nilai tambah’
bagi dirinya.
- Nilai-Nilai Psikologis/Paedagogis IPA
- Sikap mencintai kebenaran
IPA selalu mendambakan kebenaran yaitu kesesuaiannya
pikiran dan kenyataan. Oleh karena itu mereka yang selalu terlibat
dalam proses IPA diharapkan mendapatkan imbas atau dampak positif
berupa sikap ilmiah yang demikian itu.
- Sikap tidak purbasangka
Kita boleh saja mengadakan dugaan yang masuk akal
(hipotesis) asal dugaan itu diuji kebenarannya sesuai dengan
kenyataannya atau tidak, baru menetapkan kesimpulan. Dalam kehidupan
sehari-hari sikap purbasangka sangat sering menimbulkan bencana
pertengkaran dan hidup ini menjadi tidak tenang dan tidak bahagia.
- Sadar bahwa kebenaran ilmu yang diciptakan manusia itu tidak pernah mutlak
Kesimpulan seorang ilmuwan dapat hanya berlaku untuk
sementara atau menyadari bahwa pengetahuan yang ia dapat itu baru
sebagian, maka hal ini akan menjadikan orang itu bersikap rendah
hati dan tidak sombong.
- Yakin akan adanya tatanan alami yang teratur dalam alam semesta ini
Dengan mempelajari tentang hubungan antar gejala alam
dan mendapatkan/menemukan adanya kaidah-kaidah atau hukum-hukum alam
yang ternyata begitu konsisten aturan-aturannya maka orang akan
menyadari bahwa alam semesta ini telah ditata dengan sangat teratur.
Hal ini dapat memberikan pengaruh positif untuk meningkatkan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Bersikap toleran atau dapat menghargai pendapat orang lain
Menyadari bahwa pengetahuan yang ia miliki bersifat
tidak mutlak sempurna maka ia dapat menghargai pendapat orang lain
ternyata lebih mengetahuinya atau lebih sempurna untuk memperbaiki,
melengkapi, maupun untuk meningkatkan pengetahuannya.
- Bersikap tidak putus asa
Orang-orang yang berkecimpung dalam IPA, mereka
menggali atau mencari kebenaran. Mereka akan bahagia bila
mendapatkan kebenaran yang mereka yakini itu. Apalagi bila kebenaran
itu juga dapat membuat orang lain sejahtera dan bahagia dalam
hidupnya. Oleh karena itu mereka tidak pernah putus asa dan selalu
berusaha untuk mencari kebenaran itu walaupun seringkali tidak
memperoleh apa-apa.
- Sikap teliti dan hati-hati
Seorang ilmuwan IPA memiliki sifat teliti dalam
melakukan sesuatu serta hati-hati dalam mengambil kesimpulan ataupun
dalam mengelurkan pendapatnya.
- Sikap ‘curious’ atau ‘ingin tahu’
Para ilmuwan atau mereka yang
berkecimpung dalam IPA akan didorong untuk ingin tahu lebih banyak,
karena ilmu pengetahuan itu merupakan sistem yang utuh sehingga
pengetahuan yang satu akan menunjang untuk mudah memahami yang lain,
dan pengetahuan yang mereka dapatkan tentu akan memberikan
‘reinforcement’
untuk mendorong mereka mencari tahu lebih banyak.
- Sikap optimis
Ilmuwan IPA selalu optimis, karena mereka sudah
terbiasa dengan suatu eksperimentasi yang tak selalu menghasilkan
sesuatu yang mereka harapkan, namun bila berhasil, temuannya itu
akan memberikan imbalan kebahagiaan yang tak ternilai dengan uang.
Oleh karena itu ilmuwan IPA berpendirian bahwa segala sesuatu itu
tidak ada yang tidak mungkin dikerjakan.
- Keterbatasan IPA
- IPA tidak menjangkau untuk menguji kebenaran adanya Tuhan, karena IPA sengaja membatasi diri pada alam fisik.
- IPA tidak dapat menjangkau secara sempurna tentang objek pengamatannya
- IPA tidak menjangkau masalah etika (tata krama) yang mempermasalahkan tingkah laku yang baik atau buruk. Juga tak menjangkau masalah estetika yang tersangkut paut dengan keindahan. Juga tidak mungkin tentang sistem nilai.
…… o0o ……
Ilmu Pengetahuan Alam dan
Masa Depan
- Komunikasi
Teknologi di bidang ini semakin maju, dalam waktu dekat
mendatang diharapkan adanya auviphone telah membudaya dalam
rumah-rumah tangga. Sambungannya dengan komputer akan menjadikan
suatu sajian informasi yang luar biasa sehingga diperkirakan akan
mempengaruhi evolusi dari volume otak manusia. Langkah lebih lanjut
diharapkan dapat berkomunikasi dengan ETI yaitu manusai cerdas dari
luar tata surya kita.
- Komputer
Orang akan semakin akrab bahkan akan menjadi bagian
dari kebudayaan kehidupan sehari-hari. Robot menjadi semakin populer
bahkan kita dapat membeli robot pembantu rumah tangga.
- Teknologi Energi
Energi pengganti dari matahari akan
semakin membudaya namun nampaknya yang dominan adalah penggunaan
energi nuklir. Dengan menyadari akan
bahayanya manusia mungkin berpikir bahwa pemilihan alternatif ini
tak dapat dihindarkan.
- Beberapa Masalah Dunia pada Masa Mendatang
Banyak masalah dunia yang harus kita
hadapi bersama untuk masa kini maupun masa mendatang. Namun hanya
dua yang akan dibahas pada modul ini yaitu masalah kependudukan dan
lingkungan hidup. Masalah kependudukan dan lingkungan hidup
merupakan masalah
dunia yang penanggulangannya tidak saja memerlukan teknologi IPA
yang canggih tetapi juga memerlukan kesadaran penduduk bumi untuk
mengendalikan diri tidak saja dalam membatasi kelahiran tetapi juga
dalam memelihara lingkungan hidupnya.
- Mencari Kehidupan Alternatif untuk Masa Mendatang
Setelah mengadakan eksplorasi ke planet-planet lain
dalam tata surya, dapatlah disimpulkan bahwa tidak ada satu pun yang
nyaman dihuni oleh manusia selain bumi kita tercinta ini, oleh
karena itu kesadaran akan memelihara kelestarian bumi dengan segala
isinya yaitu manusia dengan kebudayaannya lebih memberi harapan di
masa mendatang daripada migrasi ke tempat lain.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar