Secara
keseluruhan kepribadian mempunyai fungsi sebagai penentu primer terhadap
penyesuaian diri. Penentu berarti faktor yang mendukung, mempengaruhi, atau
menimbulkan efek pada proses penyesuaian. Secara sekunder proses penyesuaian
ditentukan oleh faktor-faktor yang menentukan kepribadian itu sendiri baik
internal maupun eksternal. Penentu penyesuaian identik dengan faktor-faktor
yang mengatur perkembangan dan terbentuknya pribadi secara bartahap.
Penentu-penentu itu dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Kondisi Jasmaniah
Kondisi
jasmaniah seperti pembawaan dan struktur/konstitusi fisik dan temperamen
sebagai disposisi yang diwariskan, aspek perkembangannya secara instrinsik
bekaitan erat dengan susunan/konstitusi tubuh.Shekdon mengemukakan bahwa
terdapat korelasi yang tinggi antara tipe-tipe bentuk tubuh dan tipe-tipe
temperamen (Moh.Surya, 1977).Misalnya orang yang tergolong ektomorf yaitu yang
ototnya lemah, tubuhnya rapuh, ditandai dengan sifat-sifat menahan diri, segan
dalam aktifitas sosial, pemalu, dan sebagainya.
Karena
struktur jasmaniah merupakan kondisi primer bagi tingkah laku maka dapat
diperkirakan bahwa system saraf, kelenjar, dan otot merupakan faktor yang
penting bagi proses penyesuaian diri. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa
gangguan-gangguan dalam system saraf, kelenjar, dan otot dapat menimbulkan
gejala-gejala gangguan mental, tingkah laku, dan kepribadian.Dengan demikian,
kondisi sistem-sistem tubuh yang baik merupakan syarat bagi tercapainya proses
penyesuaian diri yang baik.
2. Perkembangan,
Kematangan dan Penyesuaian Diri
Dalam
proses perkembangan, respon anak berkembang dari respon yang bersifat
instinktif menjadi respon yang diperoleh melalui belajar dan pengalaman. Dengan
bertambahnya usia perubahan dan perkembangan respon, tidak hanya melalui proses
belajar saja melainkan anak juga menjadi matang untuk melakukan respon dan ini
menentukan pola-pola penyesuaian dirinya.
Sesuai
dengan hukum perkembangan, tingkat kematangan yang dicapai berbeda antara
individu yang satu dengan yang lainnya, sehingga pencapaian pola-pola
penyesuaian diri pun berbeda pula secara individual. Dengan kata lain, pola
penyesuaian diri akan bervariasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kematangan yang dicapainya. Disamping itu, hubungan antara penyesuaian dengan
perkembangan dapat berbeda menurut jenis aspek perkembangan yang
dicapai.Kondisi-kondisi perkembangan mempengaruhi setiap aspek kepribadian
seperti emosional, sosial, moral, keagamaan dan intelektual.
3. Penentu Psikologis terhadap
Penyesuaian diri
a. Pengalaman
Tidak semua pengalaman mempunyai
arti bagi penyesuaian diri.Pengalaman-pengalaman tertentu yang mempunyai arti
dalam penyesuaian diri adalah pengalaman yang menyenangkan dan pengalaman
traumatik (menyusahkan).
b. Belajar
Proses
belajar merupakan suatu dasar yang fundamental dalam proses penyesuaian diri,
karena melalui belajar ini akan berkembang pola-pola respon yang akan membentuk
kepribadian.
c. Determinasi Diri
Dalam proses penyesuaian diri,
disamping ditentukan oleh faktor-faktor tersebut diatas, orangnya itu sendiri
menentukan dirinya, terdapat faktor kekuatan yang mendorong untuk mencapai
sesuatu yang baik atau buruk, untuk mencapai taraf penyesuaian yang tinggi, dan
atau merusak diri. Faktor-faktor itulah yang disebut determinasi diri.
d. Konflik dan Penyesuaian
Ada beberapa pandangan bahwa semua
konflik bersifat mengganggu atau merugikan.Sebenarnya, beberapa konflik dapat
bermanfaat memotivasi seseorang untuk meningkatkan kegiatan.
e. Lingkungan Sebagai Penentu
Penyesuaian Diri
Berbagai lingkungan anak seperti
keluarga dan pola hubungan didalamnya, sekolah, masyarakat, kultur dan agama
berpengaruh terhadap penyesuaian diri anak.
1) Pengaruh rumah dan keluarga.
Dari sekian banyak faktor yang
mengondisikan penyesuaian diri, faktor rumah dan keluarga merupakan faktor yang
sangat penting, karena keluarga merupakan satuan kelompok sosial
terkecil.Interaksi sosial yang pertama diperoleh individu adalah dalam
keluarga. Kemampuan interaksi sosial ini kemudian akan dikembangkan di
masyarakat.
2) Hubungan Orang Tua dan Anak
Pola hubungan antara orang tua
dengan anak akan mempunyai pengaruh terhadap proses penyesuaian diri anak.
Beberapa pola hubungan yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri antara lain :
a) Menerima (acceptance).
b) Menghukum dan disiplin yang
berlebihan.
c) Memanjakan dan melindungi anak
secara berlebihan.
d) Penolakan.
e) Hubungan saudara
Suasana hubungan saudara yang penuh
persahabatan, kooperatif, saling menghormati, penuh kasih sayang, mempunyai
kemungkinan yang lebih besar untuk tercapainya penyesuaian yang lebih
baik.Sebaliknya suasana permusuhan, perselisihan, iri hati, kebencian, dan
sebagainya dapat menimbulkan kesulitan dan kegagalan penyesuaian diri.
3) Masyarakat
Keadaan lingkungan masyarakat dimana
individu berada merupakan kondisi yang menentukan proses dan pola-pola
penyesuaian diri. Kondisi studi menunjukkan bahwa banyak gejala tingkah laku
salah bersumber dari keadaan masyarakat.Pergaulan yang salah di kalangan remaja
dapat mempengaruhi pola-pola penyesuaian dirinya.
4) Sekolah
Sekolah mempunyai peranan sebagai
media untuk mempengaruhi kehidupan intelektual, sosial dan moral para siswa.
Suasana di sekolah baik sosial maupun psikologis menentukan proses dan pola
penyesuaian diri. Disamping itu, hasil pendidikan yang diterima anak disekolah
akan merupakan bekal bagi proses penyesuaian diri di masyarakat.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar