Sabtu, 26 November 2011

Pemanasan Global

PEMANASAN GLOBAL MENIMBULKAN
BENCANA BESAR BAGI KESEHATAN


Pemanasan global menimbulka bencana besar bagi kesehatan dan Negara di kawasan tropislah yang paling rawan terkena dampaknya. Kepedulian tehadap dampak kesehatan itu di suarakan belasan professional yang tergabung dalam organisasi bidang kesehatan di dunia. Mereka menyatakan keperihatinannya, antara lain melalui publikasi dalam jurnal THE LANCET dan BRITISH MEDICAL JOURNAL, baru-baru ini.
Keperihatinan itu diutarakan terkait pertemuan para pihak ke-15 {COP -15}konfrensi PBB tentang perubahan iklim {UNCCC}di kopenhagen, denmark desember mendatang.
Dalam publikasi itu para dokter dan profesi kesehatan lain berpandangan, kegagalan mencapai kesepakatan dalam negosiasi perubahan iklim di kopenhagen akan mendatangkan bencana kesehatan global.
Negara-negara tropis yang sebagian Negara berkembang,dengan kondisi kesehatan yang sudah memprihatinkan, akan menerima akibat yang paling besar. Yaitu terserang berbagai penyakit. Menurut ahli kesehatan masyarakat dari Depkes Lingkungan fakultas kesehatan masyarakat universitas Indonesia, I Made Jaya, pekan lalu, pemanasan global merupakan akibat dari rangkaian fenomena yang saling terkait, antara lain pertambahan penduduk , peningkatan permintaan sumber daya alam, industrialisasi , konsumsi BBM, emisi peningkatan suhu, mencairnya es , makin tingginya uap air , dan perubahan arah angin muson .
Dia mencontohkan, dengan pemanasan global , amplitudo suhu makin besar. Di siang hari, suhu dapat lebih panas dan lebih dingin di malam hari, tergantung daerahnya. Kondisi itu saja membuat daya tahan tubuh rawan menurun sehingga manusia mudah terjangkit penyakit.
Hal ini lebih menghawatirkan, makin merebaknya penyakit akibat perubahan musim.
“dulu, cacar air biasanya pada September dan oktober. Masuk musim hujan, pertumbuhan jamur dan virus makin mudah. Namun, kini, sepanjang tahun terdapat kasus itu, “ujarnya.
Kelangkaan sumber air akibat ketidakteraturan musim dan kegagalan manajemen air akan berpengaruh terhadap kelangkaan pangan dan penyakit kurang gizi. Agen penyakit  juga gampang bermutasi. Hal ini, misalnya, terlihat dengan kemunculan kasus flu burung dan influenza. Virus corona, misalnya, bermutasi sehingga menyebabkan sars.
Banyak kawasan menghangat sehingga parasit pembawa nyamuk, menyebar ke daerah baru yang tidak siap dengan kedatangan pembawa penyakit itu.


JAKARTA
KOMPAS.COM
KAMIS,24 SEPTEMBER 2009

Tidak ada komentar :

Posting Komentar