Bilakah dia tahu
Apa yang t’lah terjadi
Semenjak hari itu
Hati ini miliknya
Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang ku rasa
Mungkinkah dia jatuh cinta
Seperti apa yang ku damba
Bilakah dia mengerti
Apa yang t’lah terjadi
Hasratku tak tertahan
Tuk dapatkan dirinya
Mungkinkah dia jatuh hati
Seperti apa yang ku rasa
Mungkin kah dia jatuh cinta
Seperti apa yang ku damba
Tuhan yakinkan dia
Tuk jatuh cinta
Hanya untukku
Andai dia tahu…
Rabu, 01 Januari 2014
Peran Guru dalam Pengembangan Kurikulum
1.
Berdasarkan kenyataan
bahwa guru tahu situasi dan kondisi serta bertanggung jawab atas tercapainya
hasil belajar, maka sudah sewajarnya guru berperan dalam pengembangan
kurikulum.
Sebagai kunci utama keberhasilan
pengembangan kurikulum. Guru memegang banyak peranan yang sangat penting,
diantaranya :
1. Pengelolaan administratif
Pengelolaan
administratif adalah pengelolaan secara tercatat, teratur dan tertib, sebagai
penunjang jalannya pendidikan yang lancar. Ruang lingkupnya antara lain
mencakup administrasi kurikulum, administrasi siswa, administrasi personal,
administrasi material dan administrasi keuangan.
2.
Pengelolaan
konseling dan pengembangan kurikulum
Pengelolaan
layanan bimbingan konseling dan pengembangan kurikulum merupakan hal yang
mendesak dan diperlukan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan.Akan
tetapi, untuk diperlukan keaqhlian pemahaman prinsip dan penguasaan
keterampilan teknis.Diindonesia, pelaksanaan bimbingan konseling diserahkan
kepada petugas yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Berdasarkan hasil survei dibeberapa
negara eropa, kegiatan guru sehari-hari dilembaga pendidikan tempat ia bertugas
adalah :
Melakukan pengelolaan administratif
Mempersiapkan bahan ajar
Memberikan layanan konseling dan informasi
Pertemuan dengan rekan sejawat, dan
Meneliti dan mengembangakan materi pelajaran
3. Guru sebagai tenaga kependidikan
Jabatan guru adalah suatu profesi
kependidikan yang mensyaratkan di kuasainya kemmpuan profesionl yang memdai.
Guru tidak hanya berperansebagai guru dalam kelas, ia juga seorang komunikator,
pendorong kegiatan belajar, pengembangan alat-alat belajar, penyusun organisasi
manager sistem pengajaran dan pembimbing, baik di sekolah dan masyarakat.
4.
Berpatisipasi dalam pengembangan kurikulum
Guru di harapkan berperan aktif
dalam kepanitiaan atau tim pengembang kurikulum, bersama guru lainnya dan orang
tua. Peran
guru dalam pengembangan kurikulum dapat diwujudkan dalam bentuk
kegiatan-kegiatan berikut :
·
Merumuskan tujuan khusus pengajaran
berdasarkan tujuan-tujuan kurikulum di atasnya dan karakteristik pelajar, mata
pelajaran/bidang studi, dan karakteristik situasi kondisi sekolah/kelas.
·
Merencanakan kegiatan pembelajaran yang
dapat secara efektif membantu pebelajar mencapai tujuan yang ditetapkan.
·
Menerapkan rencana/program pembelajaran
yang dirumuskan dalam situasi pembelajaran yang nyata.
·
Mengevaluasi hasil dan proses belajar pada
pebelajar.
·
Mengevaluasi interaksi antara
komponen-komponen kurikulum yang diimplementasikan.
Guru di libatkan dalam perumusan
kebijakan opersional serta perencanaan dan pelaksanaan administrasi
pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, guru memegang peranan yang cukup
penting, baik dalam perencanan,pelaksanan dan pengembangan kurikulum bagi
kelasnya.
5. Meningkatkan
keberhasilan sistem intruksional
Keberhasilan mengajar tergntung pada
tiga faktor, yaitu kepribadian, pengetahuan dan keahlian guru.
Kepribadian guru di tandai dengan sikap antusias, dan kecintaan terhadap
siswa.Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda satu dengan yang lainnya,
maka penampilan mereka di kelaspun berbeda.Guru juga harus mempunyai
pengetahuan yang luas dan mendalam tentang semua hal yang berkenaan dengan
sistem intruksional.Sebagai pelaksana kurikulum, guru pula yang menciptakan
kegiatan belajar mengajar bagi murid-muridnya.Dengan keahlian, keterampilan,
dan kemampuan seninya dalam mengajar, guru mampu mencuiptakan situasi belajar
yang aktif dan mampu mendorong kreativitas anak.
6. Pendekatan
kurikulum
Guru
yang bijaksana senantiasa berupaya mengembangkan kurikulum sekolah berdasarkan
kepentingan masyarakat, kebutuhan siswa serta ilmu pengetahuan ilmu teknologi
terkini.Upaya pengembangan inin disertai dengan tindakan yang nyata dikelas. Hasil perbaikan dan
pelaksannan kurikulum diperlihatkan kepada orang tua siswa melalui laporan
siswa, dan orang tua tersebut memberikan respon atas laporan tersebut dengan
demikian, terjadilah proses pengembangan kurikulum yang berkesinambungan.
7. Meningkatkan
kepahaman konsep diri
Guru dapat mengembangkan kurikulum
dengan cara mempelajari lebih banyak tentang dirinya sendiri. Keberhasila guru
terletak pada pengetahuan tentang diri(self- know-ladge) dan pengenalan
terhadap kekuatan dan kelemahan pribadi, serta bagaimana mengatasi
kelenahan-kelemahan tersebut.
8. Memupuk
hubungan timbal balik yang harmonis dengan siswa
Tujuan utama guru adalah mengubah
pola tingkah laku siswa menjadi lebih baik. Peningkatan kegiatan belajar
siswa lebih banyak ditentukan oleh besarnya harapan guru tentang tingkah laku
yang diinginkan. Guru berupaya memajukan dan mendorong kegiatan belajar siswa
hingga terjadi perubahan tingkah laku yang diinginkan. Guru hendaknya bersifat
menerima, menghargai, dan menyukai siswanya, hingga siswapun menyenangi guru
dan menghayati serta harapan gurunya. Dengan demikian terciptalah suasana yang
menyenangkan, mendorong belajar, berfikir, memecahkan masalah sendiri, dan
mempelajari inkuiri personal secara efektif. Kerja sama seperti ini dapat meningkatkan
upaya pengembangan kurikulum
A. Guru dan Pengembangan Kurikulum
1.
Pembelajaran
dan Kurikulum
Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi
kurikulum, tapi banyak juga yang mengemukakan bahwa pembelajaran itu sendiri
merupakan kurikulum sebagai aksi/kegiatan.Untuk memperjelas hubungan antara
pembelajaran dan kurikulum kita mulai dari melihat hakikat keduanya.
Hakikat
pembelajaran :
·
Kegiatan
yang dimaksudkan untuk membelajarkan pebelajar.
·
Program
pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan sebagai suatu sistem.
·
Kegiatan
yang dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belajar.
·
Kegiatan
yang mengarahkan pebelajar ke arah pencapaian tujuan pembelajaran.
·
Kegiatan
yang melibatkan komponen-komponen tujuan, isi pelajaran, sistem penyajian, dan
sistem evaluasi dan realisasi.
Hakikat
kurikulum :
·
Kurikulum
sebagai jalan memperoleh ijazah.
·
Kurikulum
sebagai mata dan isi pelajaran.
·
Kurikulum
sebagai rencana kegiatan pembelajaran.
·
Kurikulum
sebagai hasil belajar.
·
Kurikulum
sebagai pengalaman belajar.
Dari mempertentangkan dan
membandingkan hakikat kurikulum dan pembelajaran, kita dapat menyimpulkan bahwa
pembelajaran dan kurikulum merupakan dua konsep yang tak terpisahkan satu
dengan yang lain.
1. Prinsip-Prinsip pengembangan kurikulum
Ada berbagai prinsip
pengembangan kurikulum yang merupakan kaidah yang menjiwai kurikulum
tersebut.Pengembangan kurikulum dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah
berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau menciptakan prinsip-prinsip
baru.Sebab itu, selalu mungkin terjadi suatu kurikulum menggunakan
prinsip-prinsip berbeda dengan yang digunakan kurikulum lain (Depdikbud,
1982:27). Berbagai prinsip pengembangan kurikulum tersebut diantaranya: prinsip
berorientasi pada tujuan, prinsip relevansi, prinsip efisiensi, prinsip
efektivitas, prinsip fleksibelitas, prinsip integritas, prinsip kontinuitas,
prinsip sinkronisasi, prinsip objektivitas, prinsip demokrasi, dan prinsip
praktis (Depdikbud, 1982 : 27-28; Nana Sy. Sukmadinata 1988 : 167-168). Dari
berbagai prinsip pengembangan kurikulum tersebut tiga diantaranya yakni prinsip
relevansi, prinsip kontinuitas, dan prinsik fleksibilitas akan diuraikan
berikut ini.
a)
Prinsip Relevansi
Apabila
pengembang kurikulum melaksanakan pengembangan kurikulum dengan memilih jabaran
komponen-komponen kurikulum agar sesuai (relevan) dengan berbagai tuntutan,
maka pada saat itu ia sedang menerapkan prinsip relevansi pengembangan
kurikulum. Relevansi berarti sesuai antara komponen tujuan, isi/pengalaman
belajar, organisasi, dan evaluasi kurikulum, dan juga sesuai kebutuhan
masyarakat baik dalam pemenuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang
diidealkan.Nana Sy. Sukmadinata (1988 : 167-168) membedakan relevansi menjadi
dua macam, yakni relevansi ke luar maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar
yang tercakup dalam kurikulum hendaknya relevan dengan tuntutan, kebutuhan, dan
perkembangan masyarakat. Sedangkan relevansi kedalam yaitu terjalin relevansi
diantara komponen-komponen kurikulum, tujuan, isi, proses penyampaian, dan
evaluasi.
b)
Prinsip kontinuitas
Komponen
kurikulum yakni tujuan, isi/pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi
dikembangkan secara berkesinambungan.Prinsip kontinuitas atau berkesinambungan
menghendaki pengembangan kurikulum yang berkesinambungan secara vertical dan
berkesinambungan secara horizontal. Berkesinambungan secara vertical
(bertahap/berjenjang) dalam artian antara jenjang pendidikan yang satu dengan
jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikembangkan kurikulumnya secara berkesinambungan
tanpa ada jarak diantara keduanya, dari tujuan pembelajaran sampai ke tujuan
pendidikan nasional juga berkesinambungan, demikian pula komponen yang lain.
Berkesinambungan secara vertical menuntut adanya kerjasama antara pengembangan
kurikulum jenjang pendidikan dasar, jenjang pendidikan menengah, dan jenjang
pendidikan tinggi (Nana Sy. Sukmadinata, 1988:168). Sedangkan berkesinambungan
horizontal (berkelanjutan) dapat diartikan pengembangan kurikulum jenjang
pendidikan dan tingkat/kelas yang sama tidak terputus-putus dan merupakan
pengembangan yang terpadu.
c)
Prinsip fleksibilitas
Para
pengembang kurikulum harus menyadari bahwa kurikulum harus mampu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu berkembang tanpa
merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai (Depdikbud, 1982:27). Selain itu,
perlu disadari juga bahwa kurikulum dimaksudkan untuk mempersiapkan anak untuk
kehidupan sekarang dan yang akan datang, di sini dan di tempat lain, bagi anak
yang memiliki latar belakang dan kemampuan berbeda (Nana Sy. Sukmadinata, 1988
:168). Dari uraian sebelumnya, jelas bahwa prinsip fleksibilitas menuntut
adanya keluwesan dalam mengembangkan kurikulum tanpa mengorbankan tujuan yang
hendak dicapai.Namun demikian, keluwesan jangan diartikan bahwa kurikulum dapat
diubah kapan saja.Keluwesan harus diterjemahkan sebagai kelenturan melakukan
penyesuaian-penyesuaian komponen kurikulum dengan setiap situasi dan kondisi
yang selalu berubah.
Apabila kita mengkaji
komponen-komponen kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum,
keduanya saling terkait satu dengan yang lain. Pengembangan kurikulum dengan
sendirinya selalu berkenaan dengan komponen-komponen kurikulum dan
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum sekaligus.Penguasaan tentang komponen-komponen
kurikulum dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dipersyaratkan bagi setiap
pengembang kurikulum.
Langganan:
Postingan
(
Atom
)