Bab I. Pendahuluan
I.I. Latar Belakang Masalah
Salah satu komponen yang berkaitan
dengan peningkatan kualitas pendidikan adalah proses belajar mengajar, karena
proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang berkaitan secara langsung
dengan proses dan produk di lapangan. Keberhasilan proses pembelajaran selain
ditentukan oIeh cara mengajar guru dan cara belajar siswa juga ditentukan
faktor lain seperti kurikulum, sarana dan prasarana, media serta situasi dan
kondisi Iingkungan belajar.
Pendidikan biologi merupakan salah satu
Ilmu Pengetahuan Alam (lPA), tujuan pendidikan i1mu pengetahuan alam pada
hakikatnya adalah perolehan pengetahuan IPA oleh siswa baik sebagai produk
maupun sebagai proses. Dalam kenyataannya di lapangan, pengajaran IPA lebih
ditekankan pada produk dari pada proses (Amien, 1987: 125).
Salah satu upaya untuk meningkatkan
hasil belajar siswa adalah dengan mengembangkan strategi pembelajaran
kooperatif. Uzer Usman (2008:21) berpendapat bahwa dalam menciptakan kondisi
belajar mengajar yang efektif setidaknya ada lima variabel yang menentukan
keberhasilan belajar siswa, yaitu melibatkan siswa secara aktif, menarik minat
dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, memperhatikan kemampuan
siswa dan menggunakan alat peraga yang tepat.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournament) salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang
mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan
status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan penguatan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang
dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih
rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan
keterlibatan belajar.
I.2
Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah,
maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah bagaimana
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT)
terhadap hasil belajar biologi pada Materi Konsep Sistem Pencemaan Manusia.
Mengingat rumusan masalah di atas masih sangat luas, maka diuraikan menjadi
beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1.Bagaimana
gambaran aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran?
2.Bagaimana
gambaran aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung?
3.Bagaimana
prosedur yang tepat untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar
siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments
(TGT)?
4.Bagaimana
penguasaan materi oleh siswa pada konsep konsep pencemaan manusia?
Bab II. Kajian Teori
II.1 A.Pembelajaran
Kooperatif
Pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran yang memandang keberhasilan individu
berorientasikan dalam keberhasilan kelompok.
B. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran
Konvensional adalah metode ceramah atau kuliah (lecture) merupakan suatu
cara belajar-mengajar dimana bahan disajikan oleh guru secara monolog (sologuy)
sehingga pembicaraan lebih bersifat satu arah (one way communication).
II.2 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: Peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TGT lebih baik dari hasil belajar siswa yang tidak menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Bab III.
Metodologi
III.
1 Tempat dan waktu pelaksanaan
Kelas VIII SMP Negeri 1 Sukakarya
Juli 2008
III.2 Metode/ desain penelitian
Penelitian
menggunakan metode quasi eksperimen, terdapat 2 kelas yaitu kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
Bab IV. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil prates yang didukung
oleh uji perbedaan rata-rata antar prates pada kelompok eksperimen dan kontrol,
menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan awal kedua
kelompok, kelompok kontrol mempunyai kemampuan awal yang lebih tinggi.
Tetapi setelah dilakukan proses
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, menunjukan bahwa
secara signifikan skor rata-rata peningkatan prestasi belajar siswa kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan skor rata-rata peningkatan prestasi
belajar kelas kontrol.
Skor rata-rata
peningkatan prestasi belajar kelas eksperimen adalah 43% berada pada kategori
sedang, sedangkan skor rata-rata peningkatan prestasi belajar kelas kontrol adalah
29% berada pada kategori rendah. Hal ini berarti bahwa pembelajaran menggunakan
model kooperatif tipe TGT mempunyai pengaruh terhadap peningkatan prestasi
belajar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peningkatan prestasi
belajar siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional,
sehingga hipotesis diterima.
Bab V.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan:
1.
Rata-rata
kemampuan awal siswa pada kelas yang menggunakan model pembelajaran
konvensional lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang menggunakan model
pembelajaran kooperatiftipe TGT.
2.
Rata-rata
peningkatan prestasi belajar siswa pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe TGT lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional. Rata-rata peningkatan prestasi
belajar siswa untuk kelas yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT adalah 43% berada pada kriteria sedang, untuk kelas yang menggunakan model
pembelajaran konvensional adalah 29% berada pada kriteria rendah.
3.
Keterampilan
kooperatif siswa yang dominan dilakukan adalah keterampilan berada dalam tugas.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar